Apakah kebutuhan ASI exslusive bagi bayi selama 6 bulan penting?

Jumat, 11 November 2011


PENTINGNYA ASI

(Tulisan ini bukanlah tulisan ilmiah, hanya tulisan berdasarkan pengalaman semata.) Saya adalah ibu dari dua anak yang Alhamdulillah sehat dan pintar. Anak pertama saya perempuan, sudah berusia 10 tahun. Pada saat dia lahir, Alhamdulillah 30 menit kemudian setelah dia dibersihkan, saat saya masih di ruang yang sama, oleh dokter yang membantu proses melahirkan si bayi mungil langsung ditaruh di dada saya untuk disusui. Alhamdulillah semua berjalan lancar. Meskipun pada saat di rumah sakit sempat ditambahkan susu formula karena oleh orang tua dianggap ASI saja tidak cukup dan menyebabkan si buah hati tidak bisa tidur nyenyak. Untuk anak pertama ini, saya sempat memberikan ASI full selama saya cuti dari bekerja, yaitu selama 3 bulan. Menjelang akhir bulan ketiga, saya mulai memberikan susu formula kepada si kecil, sementara ASI juga masih tetap saya berikan, dan saya juga menyediakan stok ASI yang sudah diperas dalam lemari es (freezer). Hanya saja, karena teknik pemberiannya ataupun memang produksi ASI yang semakin berkurang, pemberian ASI untuk anak pertama ini hanya berlangsung sampai si kecil berusia 4 bulan. Pada saat anak kedua lahir, laki-laki, 6 tahun kemudian, hal yang sama juga saya lakukan untuk si buah hati. Hanya saja, karena proses melahirkan anak kedua yang melalui operasi caesar, si bayi tidak bisa langsung disusui pada malam itu juga (pukul 11 malam), dan baru bisa disusui keesokan harinya. Di rumah sakit inipun (rumah sakit yang berbeda), sempat diberikan susu formula karena dianggap ASI masih belum mencukupi. Tapi, begitu pulang ke rumah, saya bertekad untuk memberikan ASI secara penuh sampai mendekati masa cuti saya habis. Alhamdulillah, usaha saya berhasil dan bahkan setelah saya masuk kerja pun, anak kedua saya masih mau minum ASI yang saya stok dalam freezer lemari es meskipun kalau stok habis dia terpaksa minum formula juga. Hal ini berlangsung hingga dia berumur 1,5 th, yaitu pada saat dia harus masuk rumah sakit karena diare. Meskipun saya merencanakan memberikan ASI hingga dia berumur 2 th, tapi saya sudah sangat bersyukur dengan usaha saya. Lalu apa untungnya, dan kenapa saya berjuang mati-matian (ga gitu-gitu juga see…) memberikan ASI untuk anak-anak saya? Alhamdulillah, kedua anak saya tumbuh sehat dan pintar, terutama anak kedua yang memang memperoleh ASI jauh lebih lama daripada si kakak, dia Alhamdulillah jarang sekali sakit. ASI adalah hal yang paling alami yang telah dikaruniakan oleh Sang Maha Pencipta untuk bayi yang baru lahir, dan tidak perlu diragukan, pasti mengandung banyak manfaat untuk pertumbuhan jasmani maupun mental si bayi. Tidak ada satu jenis formula pun yang bisa mempunyai kandungan yang sama persis dengan yang ada di dalam ASI. Satu lagi manfaat ASI untuk pertumbuhan mental si bayi adalah bayi merasa nyaman dan dekat dengan ibunya, karena momen-momen pada saat si bayi menyusu ke ibunya adalah yang tak tergantikan. Tips yang perlu diperhatikan dalam memberikan ASI untuk buah hati anda:
  1. Yakinkan diri anda bahwa anda bisa memberikan yang terbaik untuk buah hati anda. Yakinkan diri anda bahwa ASI lah yang terbaik untuk si kecil anda dan bukan susu formula dengan segala macam kandungan yang ditawarkan dengan nama-nama yang sangat menjanjikan. Jika anda bisa meyakinkan diri anda sendiri, saya jamin anda akan bisa memberikan ASI secara lancar kepada permata hati anda. Ada beberapa kejadian di mana si ibu menyatakan bahwa ASI nya tidak keluar sehingga tidak bisa memberikan ASI untuk bayinya. Kecuali ada alasan lain, misalnya sang ibu memang sedang menderita tumor payudara dan sedang menjalani pengobatan, saya rasa alasan di atas disebabkan oleh kurangnya (atau bahkan tidak adanya) keinginan yang kuat dari si ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya. Bisa saja disebabkan oleh tidak inginnya si ibu berubah bentuk tubuhnya karena memberikan ASI, yang saya rasa sama sekali salah. Selama pemberian ASI dilakukan secara benar, bentuk tubuh si ibu tidak akan berubah terlalu drastis, dan bisa diperbaiki kemudian dengan melakukan senam pembentukan.
  2. Jika keinginan kuat sudah timbul, jauh sebelum melahirkan, lakukan pemijatan pada payudara dan pembersihan puting secara berkala (bisa dilakukan pada saat si ibu hamil mandi) sehingga bahkan sebelum melahirkan pun ASI sudah keluar, meskipun masih berupa cairan bening.
  3. Sebisa mungkin berikan ASI begitu bayi dilahirkan. Pemilihan dokter yang membantu kelahiran juga sangat menentukan hal ini. Dokter yang berpegang teguh pada cara-cara alamiah pasti akan sangat menyarankan anda untuk sesegera mungkin memberikan ASI kepada bayi anda. Seperti yang terjadi pada pengalaman saya, di mana bayi telah diberikan ASI bahkan pada saat saya masih belum keluar dari ruang persalinan. Dan reaksi yang terjadi adalah sesuatu yang luar biasa. Subhanallah. Si bayi langsung mencari dan memberikan reaksi menyedot susu secara alamiah.
  4. Di awal pemberian ASI, memang ASI yang keluar masih sedikit. Semakin sering dan banyak ASI dikonsumsi si bayi, maka semakin banyaklah produksi ASI anda. Pada saat masih di rumah sakit, apapun yang dikatakan oleh orang tua, atau keluarga anda yang lain, akan lebih baik jika anda berpegang teguh untuk tidak memberikan susu formula kepada bayi anda. Jika memang ASI masih sedikit, itu adalah hal yang wajar dan sangat alami. Hal ini merupakan salah satu yang saya sesalkan dalam pemberian ASI kepada anak-anak saya karena saya kurang berkeras hati untuk tidak memberikan susu formula pada saat di rumah sakit. Setelah membaca beberapa artikel, ternyata apa yang saya lakukan seharusnya tidak saya lakukan. Beberapa rumah sakit memang menawarkan untuk memberikan susu formula karena ada kerja sama dengan produsen susu formula.
  5. Sebelum memberikan ASI, siapkan segelas air hangat untuk anda minum dan kapas/saputangan yang telah dicelup air hangat untuk membersihkan puting dan payudara anda. Hal ini akan memperlancar keluarnya ASI.
  6. Kecuali ada alasan kesehatan, berikan ASI dari kedua sisi payudara secara bergantian. Hal ini untuk mencegah terjadinya pembengkakan pada salah satu payudara yang tidak diberikan ASInya. Memang ada beberapa orang yang lebih nyaman memberikan ASI hanya dari salah satu payudara. Jika memang ada alasan yang kuat untuk memberikan ASI hanya dari salah satu payudara, jangan lupa untuk selalu memompa keluar ASI dari payudara yang lain setiap kali setelah memberikan ASI, sehingga tidak terjadi pembengkakan.
  7. Berikan ASI dalam posisi duduk, sebisa mungkin, sambil memangku bayi anda. Hal ini selain untuk mempertahankan bentuk payudara anda juga demi keamanan bayi anda. Jika anda memberikan ASI dalam posisi tiduran, ada kemungkinan anda akan terlelap dan memungkinkan terjadinya tertutupnya hidung si bayi oleh payudara/bagian tubuh anda yang lain.
  8. Akan lebih baik jika anda mengenakan bra khusus untuk menyusui, jika memang anda sangat concern dengan bentuk payudara anda. Dengan mengenakan bra khusus, pada saat anda menyusui payudara anda tetap tertopang oleh bra anda, dan hanya bagian depannya saja yang terbuka, sehingga memungkinkan payudara anda tetap pada bentuk semula.
  9. Perasaan ibu yang tenang dan nyaman juga sangat berpengaruh pada pemberian ASI. Jika perasaan si ibu sedang tidak tenang, stres, panik, maka produksi ASI juga akan berkurang, selain juga bisa menyebabkan bayi anda menjadi rewel. Untuk itu peran ayah di sini adalah memberikan ketenangan pada si ibu dalam mendukung pemberian ASI ke bayi anda berdua.
  10. Makanlah makanan yang bergizi, perbanyak makan sayuran (walaupun saya tidak suka sayur, demi si buah hati, saya paksakan makan sayur sebanyak-banyaknya), terutama sayuran yang dipercaya bisa memperbanyak ASI, seperti daun katuk. Reaksinya sangat cepat dalam memperbanyak produksi ASI, terutama jika dimasak dengan air (dan tentu saja bumbu-bumbu yang menyedapkan) dan dimakan dalam keadaan masih hangat.
  11. Jika anda adalah wanita yang bekerja, pada saat anda mulai masuk kerja kembali setelah cuti melahirkan, ASI tetap dapat diberikan dengan dipompa dan disimpan dalam freezerlemari es (bisa bertahan hingga 1 bulan) atau di lemari es biasa (bisa bertahan 3 hari, kalau tidak salah). Siapkan plastik-plastik khusus (tahan panas), beri tanggal kapan ASI tersebut mulai disimpan. Pada saat memberikan kepada bayi anda, berikan lebih dahulu ASI yang bertanggal lebih awal. Untuk memberikannya, ASI yang membeku (jika disimpan di freezer) direndam beserta tempatnya/plastiknya dalam air hangat hingga mencair. Kemudian dipindahkan ke botol susu atau gelas. Beberapa dokter menganjurkan pemberian ASI ini dengan sendok (bukan botol susu) kepada bayi anda, untuk membedakan antara pemberian susu formula dengan pemberian ASI. Berdasarkan pengalaman, pemberian ASI dengan botol susu tidak menimbulkan masalah pada anak kedua saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar